Sunday, August 1, 2010

Uang Untuk Sks semester ini...

Uang Untuk SKS semester Ini….
By. Ayhez

Rara menghela nafas dalam dalam.. matanya masih lekat menatap pengumuman yang ditempel difakultas.. Batas pembayaran registrasi, SKS dan pengumpulan berkas tanggal 23 Agustus 2010..
“huhhh..’’ keluhnya,
“Ya Rabbi..hanya 2 minggu waktu yang tersisa , kemana aku harus mencari uang” keluhnya dalam hati
Awal awal semester memang selalu menjadi masa masa yang menyesakkan dada bagi Rara, masa dimana dia harus memutar otak untuk bisa mencari uang demi melanjutkan kuliahnya. Kadang semangat Rara untuk bisa bertahan melemah ketika jalan ikhtiar buntu baginya, tapi tiap kali melihat wajah renta Neneknya, Rara menghapus air mata dan mengobarkan kembali semangatnya untuk bisa terus kuliah hingga menjadi sarjana kelak.
“ini semua demi Nenek”
Hidup adalah perjuangan getir bagi Rara, sejak usia 10 tahun menjadi yatim piatu, dan diasuh oleh neneknya yang sudah Renta. Rara tidak akan bisa menahan air matanya setiap dia ingat bagaimana sang Nenek yang sudah uzur menghidupinya,, kegigihan sang nenek yang tidak pernah mengeluh karena kemiskinan,melakukan pekerjaan apa saja dari buruh cuci, hingga menjadi buruh tani dengan penghasilan tidak sampai 10 ribu perhari. Semangat yang kuat dibalik tubuh renta yang mampu membuat Rara tetap sekolah hingga Lulus SMU dengan nilai tertinggi di Kabupaten..nenek pula lah yang bersikeras agar Rara melanjutkan pendidikannya ke Perguruan tinggi.

Tangan Renta nenek yang menghapus air mata Rara dan mendekapnya dalam pelukan penuh kasih, bagaimana Rara tidak menangis,,, nenek rela menjual kalung dan televisi, yang merupakan hasil tabungan nenek selama bertahun tahun untuk mendaftarkan Rara kuliah diperguruan tinggi.
“Rara harta nenek yang paling berharga, Allah masih memberikan nenek umur hingga hari ini, untuk melihat Rara menjadi orang pintar,.Nenek ga mau cucu nenek menjadi orang yang lemah karena ketidak adaan, Nenek Cuma ingin Rara jadi orang pintar, jadi orang sukses,” ucap nenek, ketika Rara menyerah pasrah karena merasa tak mampu baginya untuk melanjutkan Kuliah

Berjuang untuk bisa sampai di semester 4 bukan hal mudah untuk orang miskin seperti Rara, Semester 1 Rara bisa kuliah dengan uang dari penjualan Kalung Nenek dan televisi, Semester 2 Rara mampu membayar biaya kuliahnya dengan uang hasil dari kerja serabutan dari berdagang kue keliling, upah menanam padi disawah Pak RT, juga upah menganyam atap nipah yang ditabungnya, Semester 3 Rara diuji, karena semua uang tabungannya berbulan bulan raib dicopet ketika dia dalam perjalanan menuju kampus, terpaksa Rara membayar biaya SKS dengan uang Santunan Jompo nenek..menyakitkan memang,, lalu semester 4 yang baru berlalu Rara mengucap syukur sepenuh hati karena dapat membayar biaya sKsnya dengan uang beasiswa prestasi yang didapatkannya.. bila teman teman dikampus langsung menyerbu counter untuk membeli hp mdel terbaru tiap ada beasiswa,belanja baju baju yang sedang in di mode home, tapi tidak untuk Rara,, keinginan untuk bisa memiiki barang barang seperti temannya tidak pernah ada,, hangus oleh kesadaran sepenuh hati bahwa dia harus memikirkan kuliahnya,,Langkah – langkah getir yang ditempuhi Rara ditiap pergantian semester, berat tapi itulah perjuangan..

‘’lalu bagaimana semester ini Ya Allah..” gumam rara dalam hati,, disebelahnya tubuh renta Nenek tergolek lemah di Ranjang Rumah Sakit Parkesit karena penyakit komplikasi yang dideritanya
Uang jerih payah yang ditabungnya dari kerja serabutan sudah ludes untuk biaya selama 1 minggu nenek dirumah sakit, Rara menatap wajah keriput sang nenek..butir air mata tidak akan mampu dibendungnya tiap kali menatap wajah itu,,
“nenek..sungguh berat ujian ini untuk Rara” suara Rara nyaris tak terdengar..Putus asa mendera disela kristal bening yang keluar dari kelopak matanya.. Rara harus memikirkan uang SKS semester ini dan juga harus berusaha untuk mencari biaya untk pengobatan nenek tercinta.
********>,<********* Pukul 02.00 dini hari semua pasien sudah terlelap diselimut dingin nya Rumah Sakit Parekesit Mata Rara tertuju pada hp Blackberry yang tersembul keluar dari tas merah yang tergeletak diranjang pasien yang tertidur pulas disebelah ranjang Nenek.. bisik syetan Laknatullah berkecamuk dihatinya, beban untuk membayar SKS semester ini dan biaya nenek dirumah sakit terus bergema ditelinganya.. Rara beringsut sangat pelan menuju Ranjang tersebut,, Rayuan syetan semakin memacu degup jantungnya,,Tangannya gemetar perlahan menuju ke tas Merah itu… Terlintas wajah renta nenek di benaknya.. Terbayang kembali keringat nenek demi menghidupinya..Nenek mendidiknya untuk menjadi kuat, tidak hanya orang pintar, tapi juga orang benar…. Nenek…!! Rara trsimpuh disisi ranjang nenek.. airmata masih mengucur deras di sela Istigfar yang lirih keluar dari mulutnya.. “astagfirullah… Astagfirullahal adziem.. Ya Allah ampuni niat burk hamba tadi Ya Allah.. Beri hamba kekuatan…beri hamba keteguhan iman.. Ya Allah ampuni hamba..” isak nya… Diciumnya wajah renta nenek yang tertidur pulas dalam dinginnya malam.. “maafkn Rara nek… maafkan Rara…’” ******.><.******** Mentari mengantarkan pagi.. Rasa sesal atas khilafnya semalam masih berbekas dihati Rara, mengantarkan bibirnya terus mengucap istigfar. Langkahnya Gontai menuju Rumah pak bondan, tetangganya yang kaya raya dan selama ini dikenal dermawan. Nama pak bondan selalu terdengar dari menara masjid sebagai pemberi infaq dengan nominal “berjuta”, nama pak Bondan juga selalu diapresiasi oleh berbagai kepanitian mulai itu panitia tujuh belasan juga panitia lainnya sebagai donator yang rela merogoh kocek dalam dalam.. Rara berharap Pak bondan yang dermawan bisa membantunya dari kesulitan yang sedang dihadapinya.. “saya benar benar minta tolong pak… saya janji akan menggantinya secepat mungkin..” suara Rara memelas.. Pak bondan tidak menjawab sepatah katapun.. hanya matanya yang menatap Rara lekat.. “saya benar benar minta tolong pak.. ini untuk membayar kuliah dan biaya rumah sakit nenek saya..” ulang Rara memohon Lama Pak Bondan tanpa suara.. “hmmm 3 juta bukan masalah buat saya Ra.. saya kasih kamu 5 juta,, “jawab pak bondan.. sejurus kemudian tangannya tiba tiba sudah merangkul bahu Rara.. “ayoo kita ambil uangnya dikamar” bisiknya dekat ditelinga Rara seperti kemasukan setan, pak bondan mencoba mencium Rara,,tamparan keras dari Rara diwajahnya justru semakin membuatnya beringas mencengkram tubuh Rara.. “pRraakk” darah mengucur deras dari dahi pak bondan bersama vas bunga yang pecah dihempaskan Rara.. Rara berlari dengan tangisnya keluar dari rumah Pak bondan,, *****..******** @masjid Almukminun.. “ya Allah… beri hamba kekuatan..beri hamba keihlasan… hamba tau Kau menyayangiku.. Jangan biarkan hamba lemah karena ujianmu ini…” tangis Rara dalam doanya.. “Ya Allah..beri hamba kekuatan… beri hamba kemudahan… hamba mohon… Ridhoi jalan hamba demi nenek hamba ya Allah… demi nenek…!!” Tangis dan doa Rara masih belum berhenti memohon kepada Sang Illahi,, sang Maha Penolong.. Rara mengusap air matanya ketika di rasakan sebuah tangan menyentuh pundaknya.. “Ra.. kenapa menangis..??” suara lembut terdengar dari wanita berjilbab yang sudah duduk disampingnya.. “ehh..bu Haji,,ehh..engga saya Cuma mikirin nenek yang masih sakit..” jawab Rara pelan “sabar Ra.. Insya Allah nenek Rara segera sehat lagi,, banyak berdoa nak”Bu haji mengusap lembut kepala Rara.. “kebetulan Rara disini.. ibu ada kabar baik untuk Rara.. Insya allah” sambung bu haji tersenyum tulus.. “kabar baik..? “ tanya Rara lemah sembari mengusap sisa sisa air mata di pipinya.. ‘’iya..tadi ibu barusan pulang dari sekretariat Majelis Taklim,, Insya Allah biaya nenek Rara selama dirumah sakit dibantu sepenuhnya oleh pengurus yayasan..Alhamdulillah ra.. kas yayasan ada untuk bantu.. apalagi nenek Rara kan juga anggota majelis taklim kita..’” “bener bu… Alhamdulillah… ya Allah..Alhamdulillah..” rara tidak tahu apa lagi yang harus diucapkannya. “iya nak.. dan Kabar baik yang kedua, Pihak majelis juga meminta Rara untuk bersedia membantu mengajar di TK kita, menggantikan hj. Rosidah yang pindah ke jakarta, Rara mau kan..?? insya Allah dari situ Rara tidak perlu lagi bekerja serabutan sayang..’” Rara tidak bisa menjawab apa apa,, hanya kalimat tahmid dan takbir yang meluncur dari bibirnya “dan kabar baik yang ketiga,, proposal bantuan biaya pendidikan yang kemarin Rara ajukan lewat ibu,, Alhamdulillah dikabulkan oleh perusahaan suami ibu..Barokallah Ra..ini tanda terima dan uangnya tadi bapak titipkan sama ibu, ” Bu Haji menyodorkan amplop berwarna putih dari dalam tasnya Tangis Rara meledak.. tangis haru penuh syukur atas Karunia dan berkah Sang Illahi.. “alhamdulillah…. Alhamdulillah…ya Allah… maha Suci engkau Ya Allah… maha pemurah Engkau..’” takkan mampu terhitung Sanjung puji untuk kebesaran Allah sang Pemilik langit dan Bumi.. Rara menangis dalam pelukan ibu haji,, tangis bahagia karena jawaban atas doa doanya.. ‘”makasih bu haji… makasih…. Ya Allah…terimakasih” Suara Rara bergetar disela sengguknya.. ****.><*****
Hujan deras Berkah Illahi mengguyur deras sore itu,, Rara terus berlari kencang menuju Rumah Sakit… tasbih, Tahmid dan Takbir terus terucap lirih dari bibirnya.. Rara tak sabar ingin segera memeluk Nenek, mencium nenek dan mengabarkan semua Karunia yang mereka dapat hari ini… Rara ingin segera menggenggam tangan nenek dan menyampaikan bahwa biaya Rumah sakit nenek ditanggung oleh pihak Yayasan majelis Taklim, Rara sangat ingin segera memberi tahu nenek bahwa dia diminta mengajar diTk dan tidak perlu lagi harus bekerja serabutan.. Rara Benar benar ingin memberitahu nenek bahwa dia bisa membayar SKSnya semester ini karena mendapat bantuan biaya pendidikan dari perusahaan suami Hj.sakdiah.. Rara Ingin melihat senyum nenek atas karunia ini…

Rara terus berlari menyusuri lorong rumah sakit,, hingga menuju ruang asoka tempat nenek dirawat..
Disana.. Tubuh Renta nenek masih tergolek lemah… Rara memeluk nenek penuh kasih…
“Nek.. Rara punya kabar gembira untuk nenek…’’jeritnya kecil..
Nenek mengusap wajah Rara yang basah karena hujan..
“Rara.. nenek Juga punya kabar gembira untuk Rara..”sahut nenek lemah nyaris tidak terdengar..
“nenek dulu ya yang cerita” sambung nenek sambil mencium penuh kasih cucunya tersayang..
“tadi Ustad ibrahim dan keluarganya menjenguk nenek..barokallah,, nenek bahagia sekali didoakan oleh keluarga sakinah seperti mereka..’”
‘”dan yang membuat nenek sangat bahagia.. Ustad Ibrahim.. beliau mengkhitbahmu..mengkhitbah Rara untuk menjadi istri Rahim,anak bungsunya.. Ya Allah… Subhanallah…Ra… Maha Agung Allah ,,betapa maha Pengasih Allah kepada kita sayang..cucu nenek.. cucu dari seorang nenek yang fakir ini, cucu nenek yang yatim piatu ini dilamar untuk menjadi menantu ustadz besar, menjadi bagian keluarga yang insya Allah dirindukan syurga… Ra,,, “Nenek mencium Rara penuh Kasih.Tangan tuanya mengusap kepala rara cucu tersayangnya..
“Rara menyayangi nenek, Nenek juga Sangat menyayangi Rara.. Tapi Allah Yang Paling menyayangi qta Ra..Betapa Allah sangat menyayangi kita ” ucapnya Haru..
Air mata Rara perlahan bergulir disudut matanya.. tak ada yang bisa Rara ucapkan.. hanya Segala Syukur dan Puji dipanjatkannya kepada Allah sang Maha Memiliki langit dan bumi… Hanya untaian Kata tasbih diiringi Tahmid dan tasbih yang terdengar dalam sujud Syukurnya…

****** The EnD******

0 comments: